Cari Artikel

Selasa, 25 Oktober 2011

Mengontrol Perilaku Anak Usia Pra Sekolah

Sejak dini, anak harus diajarkan cara bersosialisasi dan mengontrol perilaku dirinya agar dapat diterima oleh lingkungan. Sikap orang tua yang salah terhadap perilaku anak dapat menyebabkan perilaku buruk anak menetap hingga anak tumbuh dewasa. Berikut ini adalah sifat dan prilaku anak usia pra-sekolah (3-5 tahun) dan cara penanganannya :
  • Agresif
    Pada usia ini, kemampuan anak untuk mampu mengungkapkan perasaannya masih sangat terbatas. Mereka tidak mengerti apa yang mereka rasakan dan apa yang harus mereka katakan tentang perasaannya saat itu entah kecewa, marah, sedih, … sehingga anak lebih sering menunjukkan sikap agresif sebagai tanda ketidaksukaan atas suatu hal. Atau ada pula anak yang justru menjadi diam sebagai tanda kekecewaannya. Untuk itu, tugas pertama orang dewasa khususnya orangtua adalah  harus peka terhadap sikap yang anak-anak tunjukkan. Kemudian tanyakan kepada mereka mengapa mereka bersikap seperti itu, apakah sebagai bentuk mencari perhatian dengan kekerasan yang ia lakukan, atau karena ada keinginannya yang tidak dikabulkan lantas mereka marah dan bersikap kasar.
    Setelah mereka menjawab penyebab kekesalan dan perilaku agresifnya, barulah orang tua menunjukan rasa empati dan membantu mereka untuk mengenali perasaan yang mereka hadapi.
    Misalnya, anak bertindak agresif dengan membanting barang didekatnya karena tidak diberikan pinjaman mainan oleh temannya, maka respon yang benar adalah, “oo, ibu mengerti kamu marah karena tidak diberikan pinjaman mainan oleh Adi, tapi bukan berarti kamu bisa berbuat kasar dengan begini dan begitu, lalu jelaskan konsekwensi atas perilaku agresifnya,” dan langkah terakhir, tanamkan pada anak perilaku positif untuk menyampaikan suatu keinginan, dan orangtua jangan menunjukkan emosi kemarahan karena hal itu justru memberi contoh efektifnya suatu agresivitasnya dan membuat perilaku kasarnya menjadi-jadi.
  • Berkata Kasar / jorok
    Anak cenderung meniru apa yang didengarnya meskipun ia tidak mengerti apa yang diucapkannya. Untuk pertama kali ia ucapkan maka acuhkan saja saat ia bicara jorok, pura-pura tidak mendengar. namun jika semakin sering ia ucapkan, maka jelaskan dengan penuh kelembutan arti dari kata-kata tersebut dengan singkat, dan katakan padanya bahwa kita selaku orang orang dewasa enggak mau mendengar kata-kata itu lagi. Dan jangan lupa beri pujian jika anak mampu mengontrol diri untuk tidak berkata kasar / jorok.
  • Curang
    Anak curang karena mereka belum mengerti aturan main. Ajarkan cara bermain yang sportif. Beri peringatan tegas ketika ia melakukan trik curang dengan tidak memperbolehkannya bermain untuk satu putaran. dan minta anak untuk meminta maaf pada temannya yang dicurangi.
  • Memotong Pembicaraan
    Ajarkan norma sopan santun dalam berbicara. Berikan penjelasan pada anak bahwa mereka boleh mengajukan pertanyaan, mengutarakan keinginannya, apabila orang yang ingin diajak anak bicara sedang tidak melakukan pembicaraan dengan orang lain atau ajarkan anak untuk tidak memotong pembicaraan orang lain, dan bersabar menunggu giliran untuk berbicara. Dan yang tidak kalah penting adalah, orangtua perlu menjadi panutan yang terkadang tanpa sadar memotong pembicaraan orang lain.
  • Suka Bertengkar
    Ajak anak untuk menyelesaikan masalahnya secara objektif, sekaligus menempa kontrol dirinya. Bial ia berada di pihak yang slaah, maka tanamkan padanya untuk secara fair mau meminta maaf. Jika ia dipukul oleh temannya, berikan penjelasan bahwa ia tidak perlu membalasnya dengan kekerasan lagi. Cukup laporkan pada guru / orangtua. Tetapi jika anak yang sebagai trouble maker, maka beri hukuman yang mendidik, misal, tidak diizinkan main, tidak boleh jajan dan sebagainya asalkan jangan memberikan hukuman fisik pada anak.
    source: bayibalita.com

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo, Silahkan berkomentar