Cari Artikel

Kamis, 24 November 2011

Kiat Atasi Anak Sembelit

Tak jarang terjadi orangtua kebingungan karena anaknya tak kunjung buang air besar (BAB) sehingga menyebabkan perut kembung dan menimbulkan rasa tak nyaman. Hal itu membuat si kecil menjadi lebih rewel. BAB adalah suatu reflek, gerak peristaltik usus yang disertai relaksasi otot sfingter anus bagian dalam dan luar, dikendalikan secara sadar oleh otot sfingter anus bagian luar sehingga menimbulkan defekasi atau keingginan untuk buang air besar.

Pada konstipasi atau sembelit, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan, yaitu frekuensi BAB, konsistensi atau bentuk tinja, dan keadaan klinis.

Gejalanya sembelit adalah BAB kurang dari 3 kali seminggu, rasa nyeri saat BAB, rektum terisi penuh oleh tinja yang keras, atau teraba massa tinja pada dinding perut dan kecepirit (soiling).

Gejala lain konstipasi ialah jika feses terasa keras dan kering, mencoba mengeluarkannya akan memicu keluarnya air dari anus. Jika hal itu terjadi, biasanya dapat terlihat sedikit darah. Setelah proses tersebut, umumnya akan terasa rangsangan untuk BAB lag.

Konstipasi bersifat akut bila kejadian baru berlangsung selama 1-4 minggu, sedangkan konstipasi kronis bila keluhan telah berlangsung lebih dari empat minggu.

Biasanya yang menjadi penyebab dari terjadinya konstipasi pada anak, pola makan tidak sehat yang lebih banyak mengandung lemak dan gula serta tidak mengonsumsi serat secara cukup. Selain itu, kurangnya asupan cairan ke dalam tubuh, seringkali menjadi penyebab konstipasi.

Anak-anak juga seringkali mengalami konstipasi yang dipicu oleh faktor psikologis seperti stres. Sebagian anak kesulitan BAB ketika mereka sedang tegang dalam menghadapi sesuatu di sekolah atau di rumah.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi sembelit pada anak, antara lain: Perubahan pola makan. Pemberian sari buah atau sumber serat dari buah-buahan dan sayuran, lalu cukupi dalam kebutuhan cairan perhari. Disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi karbohidrat yang tak dicerna (glukosa polimer), seperti sereal dan beras dan makanan tinggi serat seperti buah-buahan jenis pepaya, jeruk, alpukat dan sayuran hijau. Stimulasi dalam bentuk olah raga dianjurkan pada anak yang kurang aktif. Mengatasi masalah psikologis yang mungkin menjadi penyebab sembelit. Latihan BAB (toilet training) sering dianjurkan sebagai salah satu terapi konstipasi pada anak. Si kecil diminta untuk duduk di toilet sedikitnya dua kali sehari setengah jam setelah makan, selama 5-10menit setiap kalinya. Posisi yang dapat membantu mempermudah BAB yaitu dengan menekuk paha ke arah perut sehingga menaikkan tekanan dalam rongga perut. Jika diperlukan, anak yang mengalami konstipasi juga bisa diberikan terapi laksatif, karena obat tersebut mempunyai efek terhadap peningkatan sekresi elektrolit, penurunan absorpsi air dan elektrolit, serta peningkatan tekanan hidrostatik usus. Ingat, setiap penggunaan obat perlu dalam pemantauan seorang dokter ahli.
republika.co.id

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo, Silahkan berkomentar