Cari Artikel

Kamis, 24 November 2011

Wanita Rentan Osteoporosis

Jika sebagian besar produsen menggunakan wanita sebagai model iklan. Hal itu bukan karena semata-mata lebih menarik, namun kenyataannya wanita lebih banyak menderita osteoporosis dibanding laki-laki.

Data Perhimpunan Osteoporosis Indonesia tahun 2007 mengungkap, osteoporosis pada wanita di atas 50 tahun sebesar 32,3% sedangkan laki-laki sebesar 28,8%.

Spesialis kandungan dan penyakit dalam, Prof. Dr. Ichramsjah mengatakan, kondisi hormon wanita yang siklik dan adanya menopause menyebabkan hormon estrogen menjadi berkurang.

Rendahnya hormon estrogen pada wanita pada saat menapouse meningkatkan risiko wanita terkena osteoporosis. Pada kondisi tersebut seorang wanita dapat kehilangan mineral tulang 2 hingga 4 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan sebelum menopause.

European Journal of clinical Nutrition (2007), mengungkapkan kebanyakan wanita Indonesia hanya memenuhi 50% kebutuhan kalsium harian.

Ahli osteoporosis, dr. Tria Rosemiarti dari tim Anlene mengatakan, satu dari tiga wanita di dunia akan terkena osteoporosis dan jutaan lainnya akan meninggal dunia karena patah tulang yang parah.

Dia juga mengingatkan bahwa osteoporosis merupakan penyakit tanpa gejala atau silent disease, namun hal yang patut diperhatikan oleh masyarakat adalah gejala lanjut osteoporosis. Lebih lanjut dr. Tria memaparkan gejala lain yang timbul antara lain nyeri tulang punggung, badan bertambah pendek, patah tulang punggung, pergelangan tangan atau panggul.

Untuk mencegah osteoporosis ada beberapa hal yang patut dilakukan, yaitu mendapatkan nutrisi yang tepat dan cukup Untuk menjaga tulang tetap sehat diperlukan asupan kalsium yang cukup, asupan fosfat, juga vitamin D.

Kebutuhan kalsium perhari adalah 1200-1500 mg. Sementara kebutuhan vitamin D perhari adalah 400-800 unit, untuk menjaga absorpsi kalsium. Konsumsi kalsium dan vitamin D harus seimbang. Di lain sisi minuman berkafein dapat menurunkan absorpsi kalsium.

Lakukan juga latihan fisik dengan menggunakan beban yang terbukti dapat meningkatkan massa tulang dan menghindarkan terjadinya osteoporosis. Contoh latihan dengan menggunakan beban yang mudah, murah dan ramah adalah dengan berjalan kaki.

Dengan berjalan kaki, maka kaki menopang badan, artinya berjalan kaki merupakan salah satu dari bentuk latihan menggunakan "beban" yang disarankan dokter. Selain itu berjalan kaki secara teratur dan terukur tidak hanya baik untuk tulang tapi juga untuk total kesehatan tubuh. Dianjurkan melakuka latihan selama 20 menit, tiga hingga empat kali per minggu.

Hindari merokok, minuman beralkohol dan kafein. Karbon monoksida yang terdapat pada asap rokok lebih mudah terikat dalam darah dari pada oksigen sehingga kemampuan udara untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok, akibatnya tulang orang yang merokok kehilangan densitasnya dan menjadi lebih mudah patah.

Jika sudah berkelanjutan, obat-obatan dapat digunakan untuk memperbaiki densitas tulang. Obat-obat tersebut antara lain terapi sulih hormon, selective estrogen receptor modulator (SERMs), calcitonin, biphosphonate dan fitoestrogen.
republika.co.id

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo, Silahkan berkomentar