Cari Artikel

Rabu, 21 September 2011

Serba serbi seputar Buang Air Besar (BAB) pada Bayi ASI

Seribu pertanyaan yang timbul mengenai Buang Air Besar (BAB) pada bayi. Terutama bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Tak jarang pertanyaan ataupun asumsi yang beredar seputar BAB pada bayi ASI membuat kita menjadi ragu ataupun bingung untuk terus memberikan ASI eksklusif kepada bayi baru lahir. Satu hal yang pasti adalah pola dan karakterisik BAB pada bayi ASI eksklusif memang berbeda dengan bayi susu formula ataupun bayi yang mendapatkan campuran ASI-susu formula. Agar kita tidak kebingungan ataupun ragu, yuk kita cari tahu bagaimana sebetulnya pola BAB & karakterisik tinja pada bayi ASI serta hal-hal seputar BAB pada bayi.

Hari-hari pertama pasca kelahiran
Dua puluh empat jam pertama setelah bayi lahir, ia akan mengeluarkan tinja berwarna gelap kehitaman, agak mengkilat, lengket dan tidak berbau. Tinja ini dinamakan mekonium. Mekonium ini merupakan sisa absorpsi dari ketuban selama bayi berada dalam rahim ibu. Begitu bayi mendapatkan ASI, mekonium akan dikeluarkan dari tubuh bayi. Kemudian dengan semakin seringnya mendapatkan ASI, tinja bayi akan berubah kekuningan dan kadang berbentuk seperti biji (seedy). Warna dari tinja bayi pun berubah dari kuning ataupun kuning kehijauan. Dan hal ini normal sekali terjadi. Tinja bayi ASI juga nyaris tidak berbau. Konsistensi (bentuk) dari tinja bayi juga terkadang berbentuk seperti bubur ataupun vla. Terkadang juga mirip seperti mustard atau selai kacang. Sesekali tampak juga bentuk seperti biji-bijian pada tinja bayi. Hal ini normal sekali terjadi.
Untuk lebih mudahnya, kita perhatikan tabel berikut mengenai pola buang air kecil (BAK) dan karakteristik tinja pada bayi baru lahir. Perhatikan bahwa tabel berikut hanya berlaku untuk bayi baru lahir cukup bulan. Bayi prematur biasanya memiliki tabel yang berbeda.
Usia Bayi Jumlah Minimum BAK Bentuk & Warna BAB
Hari 1 (lahir) 1 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-2 2 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-3 3 Kuning kehijauan
Hari ke-4 (saat ASI dibuat banyak) 5-6 Kuning kehijauan
Hari ke-5 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-6 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-7 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Awalnya disangka “diare”
Seiring bertambahnya usia, bayi baru lahir memiliki pola BAB yang bervariasi. Umumnya bayi akan buang air besar kurang lebih 2-5 kali sehari hingga ia berusia sekitar 6-8 minggu. Tinjanya akan berbentuk sama seperti sebelumnya, cair lunak seperti bubur. Warnanya pun bervariasi dari kuning hingga kuning kehijauan. Karena bayi terkesan sering BAB, maka tak jarang banyak ayah atau ibu yang khawatir bayinya diare. Bahkan beberapa bayi ASI akan BAB setiap kali selesai menyusu. Apalagi pola ini tidak ditemukan pada bayi yang mendapatkan susu formula ataupun campuran susu formula-ASI. Hal ini juga yang membuat banyak orangtua ragu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, karena takut bayinya terkena “diare”. Tapi benarkah demikian ?! Mengapa ASI membuat bayi di usia ini sering BAB ?
Tahukah kita bahwa kondisi tersebut diatas normal sekali terjadi. Dan bukanlah pertanda bayi mengalami diare. Salah satu manfaat ASI dari ribuan manfaat lainnya adalah ASI akan berfungsi sebagai laksatif atau obat urus-urus. Di awal bayi baru lahir hingga usia bayi 6-7 minggu, ASI akan membersihkan sistem pencernaan bayi saat ia masih di dalam rahim ibu. Kemudian ASI akan melapisi sel-sel usus halus yang masih terbuka dengan antibodi dari ASI, sehingga terlindung dari resiko alergi dan gangguan pencernaan. Tidak hanya itu saat bayi BAB, maka bilirubin yang tidak terpakai dalam tubuh akan dibuang melalui tinja. Ini berarti fungsi hati yang masih belum sempurna akan terbantu dengan baik dan resiko kuning pada bayi akan terminimalisir. Inilah mengapa bayi ASI akan sering BAB. Agar ibu tidak bingung, ibu juga perlu memahami bagaimana tanda diare pada bayi.
Kok jadi susah BAB ?
Saat bayi memasuki usia sekitar > 6 minggu, pola dari BAB akan berubah. Jika tadinya bayi ASI sering BAB, maka ia akan jarang BAB. Frekuensi BAB tiap bayi ASI pun bervariatif. Ada yang 2 atau 3 hari sekali. Bahkan ada yang hingga 12 hari atau lebih tidak BAB. Jika tadinya orang tua khawatir akan bayinya yang sering BAB, maka beberapa minggu kemudian kekhawatiran sebaliknya terjadi. Banyak sekali orangtua yang takut anaknya mengalami sembelit (konstipasi).
Kondisi tersebut juga normal terjadi. Di usia ini, bayi ASI akan jarang BAB. Hal ini disebabkan ASI diserap sempurna oleh tubuh bayi. Karena diserap sempurna, maka tidak akan ada ampas yang dibuang dalam bentuk tinja. Selama perilaku bayi baik-baik saja, pola pertumbuhannya baik, tidak kesakitan atau rewel luar biasa saat mengejan (lethargic), maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perhatikan juga saat bayi BAB dan bentuk tinjanya. Jika tinja berbentuk seperti biasa (lunak seperti bubur atau selai) dan bayi tidak mengalami kesulitan saat mengeluarkan tinjanya, maka bayi jelas tidak mengalami sembelit (konstipasi). Lain halnya bila bayi mengalami sembelit, tinjanya akan keras padat, agak kering dan sulit dikeluarkan. Jika hal ini terjadi, ibu dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter anak.
Seringkali para ayah ibu melakukan intervensi agar bayinya BAB. Mulai dari pemberian obat pencahar, memberikan jus buah hingga merangsang anus bayi dengan sabun dsbnya. Hal ini sama sekali tidak dibutuhkan. Selain bayi akan tergantung dengan rangsangan agar bisa BAB, tindakan tersebut juga dapat membahayakan bayi. Dengan mengenali dan memahami perilaku bayi dan karakteristik tinja bayi agar terhindar dari tindakan yang tidak diperlukan. Sekali lagi semua kondisi yang ada hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan selama masa ASI eksklusif. Jika bayi sempat diberikan campuran susu formula ataupun makanan lainnya, kondisi normal yang tersebut diatas tidak dapat diterapkan.
Pola BAB yang jarang pada bayi ASI akan terus berlangsung hingga ia berusia 6 bulan atau masa ASI eksklusif terlewati. Begitu bayi ASI mendapatkan MPASI di usia 6 bulan ke atas, konsistensi dari tinja bayi dan pola BABnya akan bervariasi dan ditentukan dari asupan makanan yang masuk.
Yuk kenali warna-warni tinja bayi ASI
Bukan hanya pola BAB dari bayi ASI yang dipertanyakan. Warna dari tinja bayi yang berwarna warni seringkali juga membingungkan dan membuat banyak ayah ibu ragu dan khawatir akan bayinya. Agar tidak tersesat di jalan, mari kita kenali bersama warna dari tinja bayi ASI.
Hitam lengket dan seperti aspal. Tinja ini disebut mekonium yang akan keluar saat BAB pertama bayi baru lahir.
Kuning kehijauan atau kuning kecoklatan. Lunak seperti bubur. Kadang seperti berbiji. Begitu ASI matang keluar (ASI yang keluar setelah kolostrum, sekitar hari ke-4 pasca bayi lahir), maka tinja bayi akan berwarna kekuningan. Warna kuning ini disebabkan oleh bilirubin yang tak terpakai.
Kuning dan sedikit warna merah darah. Jika sesekali terjadi, maka hal ini bukanlah sebuah alarm. Perhatikan apakah puting payudara mengalami lecet atau anus bayi terluka ataupun bayi mengalami sembelit. Apabila selalu dan sering ditemukan darah dalam tinja, maka konsultasikan pada dokter.
Tinja berwarna hitam dan keras padat diiringi sembelit.
Umumnya disebabkan pemberian suplemen zat besi yang jelas tidak diperlukan oleh bayi ASI. Zat besi dalam ASI lebih mudah diserap oleh tubuh dan jumlahnya cukup untuk bayi. Sehingga pemberian suplemen zat besi tidak dibutuhkan untuk bayi ASI.
Kehijauan. Umumnya disebabkan oleh makanan yang ibu konsumsi. Dapat juga disebabkan oleh asupan ASI yang tidak seimbang, yaitu bayi relatif hanya mendapatkan asupan ASI awal (foremilk) daripada ASI akhir (hindmilk). Terutama jika tinja bayi sering sekali berwarna hijau. Karena itu berikan ASI di satu payudara hingga bayi selesai menyusu ataupun payudara terasa kosong.
Dengan memahami pola BAB dan karakteristik dari tinja bayi, berbagai keraguan dan ketakutan yang ada dalam pemberian ASI eksklusif dapat kita hindari dan ibu menjadi tenang. Semakin ibu tenang dalam memberikan ASI eksklusif, semakin lancar juga hormon oksitosin bekerja untuk memproduksi ASI. Gimana ?! Gak ragu lagi kan ?!
Selamat menyusui !
Sumber tulisan: http://lsoraya.multiply.com

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo, Silahkan berkomentar