Cari Artikel

Kamis, 13 Oktober 2011

Ibu Baru selalu Kurang Tidur: Bagaimana Mengatasinya ?

Bayi baru lahir memang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tidur. Tapi ternyata hal itu tidak membuat sang ibu ikut bisa tertidur pulas, malah hampir semua ibu mengalami kurang tidur di pasca melahirkan dan “baby blus” pun dapat terbentuk karena keadaan ini. Tapi semua dapat teratasi dengan mengikuti pola tidur sikecil. Simak selanjutnya...

Kurang tidur sepertinya menjadi ‘lagu’ wajib bagi para ibu.  Apalagi jika Anda baru saja mempunyai bayi.  Selain tubuh terasa lemah, letih, dan lesu, kurang tidur juga sangat mempengaruhi kerja otak Anda.  Anda perlu tidur malam yang cukup agar kesehatan fisik dan mental tetap terjaga.  Hmm....,.justru inilah yang rasanya nyaris mustahil kalau Anda memiliki bayi baru lahir.  Bisa tidur nyenyak tak terganggu selama 1 jam, atau bahkan 30 menit saja, Anda sudah sangat beruntung!  Menurut Dr. William C. Dement, seorang dokter dan pakar tidur, orangtua (terutama sang ibu) dengan bayi baru lahir umumnya kekurangan tidur 2 jam setiap malamnya sampai bayinya berumur 5 bulan.  Dan setelah 5 bulan sampai anak berusia 2 tahun, umumnya orangtua kekurangan 1 jam waktu tidur untuk setiap malamnya.

Serba-Serbi Tidur
Para pakar yang meneliti tentang tidur mengatakan, tidur sangat penting bagi otak manusia.  Pada saat manusia tidur, sel-sel otaknya juga beristirahat dan melakukan regenerasi.  Kebutuhan tidur setiap orang dewasa tidak lah sama, tetapi rata-rata orang berumur 16 sampai 65 tahun kebutuhan tidurnya 6 sampai 9 jam per hari.  Sepanjang waktu tidur tersebut, kita melalui 5 tahapan.  Tahap pertama dan kedua dikenal dengan tidur ringan atau light sleep.  Tahap ketiga dan keempat disebut deep sleep (paling pulas/nyenyak).  Setiap siklus membutuhkan waktu 90 sampai 110 menit.   Sedangkan tahap yang kelima adalah REM (rapid eye movement), yang terjadi setelah siklus kedua.  REM ini sering disebut juga dengan tahapan mimpi, karena pada tahap inilah terjadi mimpi.  Setelah siklus yang kedua tersebut sampai dengan terbangun, siklus tidur umumnya hanya terdiri dari tahap satu, dua dan REM.

Tahapan dimana terjadi deep sleep adalah tahapan yang sangat penting bagi otak karena pada saat itulah fungsi otak terbaharui.  Tahapan deep sleep ini terjadi pada 3 sampai 4 jam pertama dari waktu tidur kita.  Karena itu, idealnya selama 3-4 jam pertama itu, tidur kita tidak terinterupsi.  Tapiii....., justru itu yang mustahil bagi ibu dengan bayi baru lahir! Hampir setiap 1 atau 2 jam, bayi Anda akan terbangun untuk meminta jatah ASI-nya.  Setelah menyusui si kecil, belum tentu Anda dapat langsung tertidur.  Belum lagi pulas, Anda dibangunkan kembali oleh tangisan si kecil, kali ini karena popoknya basah.  Tak lama kemudian, Ia menangis minta ASI lagi.  Begitu terus sepanjang malam.  Akhirnya, Anda pun dipastikan kekurangan tidur.

Kondisi kurang tidur yang terus-menerus ini akan berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental Anda.  Selain tubuh terasa pegal-pegal, lemah, letih dan lesu, refleks Anda pun cenderung berkurang.  Kurang tidur juga dapat menurunkan daya tahan tubuh.  Untungnya, kelelahan fisik akan sedikit ’terobati’ bila Anda dapat merebahkan badan dan santai sejenak, sambil menonton televisi, misalnya.  Sayangnya, ini tidak berlaku bagi kelelahan mental.  Bagian otak yang sangat berperan mengendalikan kemampuan Anda untuk berbicara, mengingat, berkonsentrasi dan memberi perhatian, serta menyelesaikan masalah, tidak akan dapat berfungsi dengan baik bila Anda tidak benar-benar tidur dengan cukup.  Akibatnya, kekurangan tidur menyebabkan Anda akan mudah lupa, sulit berkonsentrasi, moody, lebih sensitif dari biasanya, bahkan mungkin Anda jadi sulit memilih kata-kata ketika sedang berbicara.  Kurang tidur ternyata juga dapat menjadi salah satu faktor (selain faktor hormon) penyebab baby blues pada ibu.

Pola Tidur Si KecilBayi baru lahir memang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tidur.  Rata-rata total lamanya bayi baru lahir tidur adalah 16 sampai 19 jam dalam 24 jam.  Hanya saja, setiap kali tidur waktunya tidak lama. Susahnya lagi, siklus tidur bayi baru lahir masih terpengaruh kebiasaannya ketika di dalam kandungan, dimana ia justru lebih banyak tidur pada siang hari dan sebaliknya lebih aktif di malam hari.  Alhasil, sang ibu pun jadi sering bangun di malam hari.

Bayi yang hanya minum ASI akan bangun setiap 1 atau 2 jam untuk menyusu.  Sebabnya adalah karena ASI itu sendiri sifatnya sudah ’setengah’ tercerna, sehingga lebih mudah dan lebih cepat diserap oleh pencernaan bayi.  Tetapi akibatnya, si kecil akan cepat lapar dan terbangun.  Karenanya, ibu-ibu yang menyusui bayinya cenderung lebih kurang tidur daripada ibu yang memberi bayinya susu formula dimalam hari.  Inilah salah satu bentuk ’perjuangan’ yang harus dilakukan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.  Sementara bayi yang minum susu formula, biasanya akan tidur lebih lama, sekitar 3 sampai 4 jam.  Ini karena pencernaan bayi lebih lambat mencernanya. 

Untungnya, begitu usia 3 bulan, si kecil akan tidur lama di malam hari.  Kalaupun terbangun, paling-paling hanya 1 atau 2 kali saja sepanjang malam.  Tetapi bagi Anda yang mengalami kurang tidur terus menerus hingga ketika melakukan aktivitas di saing hari terasa seperti setengah sadar, menunggu 3 bulan itu rasanya kok ya lama benar.......

Bagaimana MengatasinyaPertama-tama usahakan untuk tetap positive thinking, yakinlah bahwa ini adalah satu fase normal yang memang harus Anda lalui. Dan ingat, Anda tidak sendiri, semua orangtua pasti pernah mengalaminya.  Yang kedua, usahakan untuk tidur ketika bayi tidur.  Periode tidur bayi baru lahir memang lebih lama pada siang hari daripada malam hari.  Sebaiknya Anda juga ikut tidur.  Tetapi kenyataannya memang tidak mudah menerapkan ini.  Begitu bangun di pagi hari otomatis pikiran Anda langsung tertuju ke urusan rumah tangga, apalagi bila Anda juga memiliki anak lain.  Namun demikian, Anda tetap harus berusaha untuk tidur, demi kesehatan fisik dan mental Anda sendiri.  Amati periode tidur si kecil.  Pada jam-jam dimana bayi Anda tidur paling lama, usahakan Anda juga tidur.  Penelitian Dr. Dement dan timnya menunjukkan bahwa 45 menit tidur siang dapat memperbaharui kebugaran tubuh Anda untuk 6 jam berikutnya.

Usahakan Anda tidak ’tergoda’ untuk menyelesaikan pekerjaan rumah bila si kecil sedang tidur siang. Anda harus memanfaatkan waktu tersebut untuk tidur juga.  Kalau perlu matikan telepon selular dan telepon rumah, agar tidur Anda tidak terganggu.  Saat ini bukan saatnya untuk menjadi perfeksionis dalam urusan rumah.  Tak perlu memaksakan diri untuk menjadi super mom.  Sebenarnya, kita (ibu-ibu) di Indonesia ini lebih beruntung daripada ibu-ibu di negara maju, karena di sini kita lebih mudah mendapatkan tenaga untuk membantu menangani pekerjaan rumah tangga. Karena itu, ada baiknya bila untuk sementara waktu Anda berkompromi sedikit (baca: tak perlu ’cerewet’) dalam urusan pekerjaan rumah.  Akan lebih baik, bila Anda lebih fokus pada si kecil (dan anak-anak Anda lainnya) dan upaya untuk memulihkan kesehatan fisik serta mental Anda. 

Pada akhir minggu, Anda dapat meminta suami untuk lebih terlibat mengurus si kecil sehingga Anda dapat beristirahat (tidur).  Sesekali, Anda juga dapat memerah ASI dan meminta suami Anda untuk memberikannya kepada si kecil di malam hari. Untuk menghemat tenaga, Anda dan bayi tidur dalam satu tempat tidur sehingga Anda dapat tidur sambil menyusui.  Tetapi mungkin cara ini lebih aman diterapkan bila bayi sudah dapat memiringkan badan, atau paling tidak ia mulai dapat menahan tubuhnya bila dimiringkan. 

Bila Anda termasuk ibu yang kurang setuju dengan pemakaian popok sekali pakai untuk sehari-hari, ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk memakaikan popok sekali pakai pada malam hari.  Dengan popok sekali pakai, Anda dapat menggantinya setelah 2-3 kali basahan.  Cara ini ternyata lumayan menghemat energi Anda, lho.
ibudananak.com

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo, Silahkan berkomentar