Cari Artikel

Kamis, 13 Oktober 2011

Sejuta Manfaat Kolostrum Untuk Anak

Judul ini memang sedikit hiperbola.  Karena yang sebenarnya manfaat kolostrum tidak sampai mencapai angka sejuta.  Tetapi perumpamaan itu rasanya tidak berlebihan jika menilik nilai dari manfaat kolostrum.  Cairan bening kekuningan ini sungguh tak ternilai harganya.  Meski hanya diproduksi dalam jumlah yang amat sedikit, hanya 7,4 sendok tek (36,23 ml) per hari menurut la leche league, tetapi kandungan nutrisi yang ada dalam kolostrum sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi pada hari-hari pertama kehidupannya.

Kolostrum memiliki kadar protein yang lebih tinggi dari ASI matur.  Tetapi kandungan lemak dan laktosanya (gula darah) lebih rendah dari ASI matur.  Selain itu kolostrum juga mengandung vitamin, seperti vitamin A, B6, B12, C, D dan K; dan mineral, terutama zat besi dan kalsium.  Komposisi seperti itu sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi baru lahir.  Sama halnya dengan ASI matur, kolostrum juga mengandung enzim-enzim pencernaan yang belum mampu diproduksi oleh tubuh bayi, seperti protease (untuk menguraikan protein), lipase (untuk menguraikan lemak), dan amilase (untuk menguraikan karbohidrat).  Ini membuat kolostrum mudah sekali dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang memang belum sempurna.

Kolostrum juga mempunyai efek laksatif  (obat pencahar) bagi bayi, yang akan membantu pengeluaran ’tinja pertama’ bayi baru lahir, disebut mekonium, dari dalam ususnya.  Mekonium ini adalah zat berwarna hijau tua, yang telah ada di dalam usus bayi ketika ia masih didalam rahim ibu (pada minggu-minggu terakhir).  Bersama-sama dengan keluarnya mekonium itu, akan dikeluarkan pula kelebihan bilirubin, sehingga akan mencegah terjadinya kuning (jaundice) pada bayi baru lahir.

Selain konsentrasi nutrisi yang tinggi, kolostrum juga ’kaya’ akan antibodi, atau yang dalam istilah medis disebut juga dengan immunoglobulin (Ig).  Antibodi terdapat dalam 5 jenis (disebut juga faktor imun), yaitu IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE.  ASI juga mengandung kelima faktor imun tersebut, namun kolostrum memiliki konsentrasi faktor imun lebih tinggi daripada ASI..  Selama di dalam rahim ibu, janin memperoleh pasokan antibodi, faktor imun IgG, dari plasenta.  Segera setelah lahir, pasokan ini akan terhenti, padahal tubuh bayi belum mampu membuat antibodi sendiri.  Itulah salah satu sebab mengapa bayi yang baru lahir harus sesegera mungkin disusukan kepada ibunya.  Selain untuk merangsang produksi ASI, inisiasi dini ASI (early latch-on) juga untuk memastikan bayi mengkonsumsi kolostrum sesegera mungkin.

Faktor imun yang paling banyak terdapat dalam kolostrum adalah IgA.  Immunoglobulin A ini membentuk ’benteng pertahanan’ di tempat yang paling beresiko diserang kuman, yaitu di selaput lendir pada paru-paru, tenggorokan dan usus.  IgA memiliki peran yang sangat penting dalam saluran pencernaan bayi.  Usus bayi baru lahir itu masih tipis dan belum ’rapat’.  IgA bekerja ’menambal lubang-lubang’ di usus tersebut, dengan cara membentuk semacam lapisan.  Sehingga kuman penyakit dan zat alergen tidak dapat masuk ke dalam tubuh bayi.  Kolostrum juga mengandung sel-sel darah putih (leukosit) dalam jumlah besar, yang akan ’memerangi’ virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh bayi.

Selama dua minggu setelah ibu melahirkan, kolostrum secara bertahap akan berubah menjadi ASI matur.  Selama masa transisi ini, volume ASI akan meningkat dengan pesat, sementara konsentrasi antibodi akan berkurang, tetapi bukan berarti hilang.  Selama bayi Anda mengkonsumsi ASI, ia akan tetap mendapat ’vaksin gratis’ yang akan melindunginya dari serangan berbagai virus dan bakteri.
source: ibudananak.com

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo, Silahkan berkomentar