Cari Artikel

Kamis, 24 November 2011

Dinding Tipis Pemisah Cinta&Benci Ditemukan

Tak jarang orang mengatakan terdapat dinding tipis yang memisahkan antara cinta dan benci. Rupanya hal itu bukan sekedar ungkapan belaka. Kini para ilmuan dikabarkan kenapa dinding tersebut ada.

Penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah orang yang sedang marah atau benci menunjukan aktivitas di area otak yang juga merupakan area menumbuhkan perasaan cinta. Demikian hasil penelitian yang dilaporkan oleh Semir Zeki dan John Paul Romaya dari University Collage London, Rabu (29/10).

"Keterkaitan mungkin dapat membantu mengetahui mengapa cinta dan benci berhubungan satu sama lain dalam hidup. Hasil yang kami peroleh menunjukan bahwa terdapat tanda unik dari aktivitas otak dalam konteks benci," ujar para peneliti dalam jurnal Perpustakaan kesehatan Plusone.

Hasil penelitiam menunjukan, gambar 17 pria dan wanita yang menjadi sukarelawan mengakui mereka membenci tiga hal. Kebencian individu terutama pada mantan pacar atau rival kerja terkecuali pada politisi terkenal.

Hasil scan pada otak mengidentifikasikan sebuah tanda dari aktivitas pada area yang berbeda di otak yang disebut peneliti sebagai "sirkuit kebencian" yang menyala ketika masyarakat merendahkan atau menghina mereka. Demikian dituturkan para peneliti.

"Sejauh yang kita telusuri, keunikan terletak bagaimana rasa benci tersebut aktif ketika individu dalam kondisi yang memancing rasa benci tersebut," ujar peneliti dalam tulisannya.

Zeki memaparkkan, sirkuit rasa benci meliputi struktur dalam korteks dan sub-korteks dan mereprensentasikan sebuah tanda berbeda dari emosi seperti rasa takut, ancaman dan bahaya.

"Satu bagian otak yang aktif merupakan area yang memprediksi sesuatu yang juga merupakan kunci ketika mulai membenci seseorang," katanya.

Dia menambahkan, aktivitas otak terjadi pada putamen dan insula, dua area yang aktif ketika orang-orang terlihat dengan wajah bahagia. Ilmuwan menghubungkan keterkaitan antara aksi dan dengan keadaan yang sulit atau menyusahkan.

Tetapi juga terdapat perbedaan penting. Bagian terbesar dari otak serebral korteks yaitu sebuah area yang berhubungan dengan hal prasangka dan alasan, tidak diaktifkan oleh cinta kemudian dibandingkan dengan rasa benci.

Diantara kedua emosi akan mempengaruhi perasaan, mungkin bagi orang-orang yang sedang jatuh cinta akan minim kritik dan prasangka mengenai rekan mereka tapi membutuhkan fokus lebih ketika melakukan persetujuan dengan rival.

"Seperti halnya dalam konteks benci, para pembenci mungkin membutuhkan latihan untuk menahan diri berparsangka terhadap orang lain yang mengakibatkan kerugian," ujar Zeki.
republika.co.id

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo, Silahkan berkomentar