Kaum muslimin yang semoga selalu mendapatkan taufik dari Allah Ta’ala. Sesungguhnya orang-orang musyrik terdahulu yang hidup pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tetap diperangi oleh beliau. Padahal mereka beriman kepada sifat-sifat rububiyah Allah.  Mereka mengakui bahwa Allah adalah Pencipta alam semesta, Pemberi rizki  serta Yang menghidupkan dan mematikan. Namun, mengapa keimanan atau  pengakuan seperti ini tidak bermanfaat bagi mereka?!!
Orang-orang Musyrik Mengakui Allah sebagai Pencipta dan Pemberi Rizki
Saudaraku yang semoga selalu mendapatkan petunjuk dan hidayah Allah Ta’ala.  Perlu kita ketahui bersama bahwa sesungguhnya orang-orang musyrik yang  Rasulullah diutus berdakwah kepada mereka, mengakui sifat-sifat Rububiyah Allah. Yaitu mereka mengakui bahwa Allah sebagai Pencipta alam semesta. Hal ini dapat dilihat pada firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan  sungguh jika engkau bertanya kepada mereka,’ Siapakah yang menciptakan  langit dan bumi?’ Niscaya mereka akan menjawab, ”Yang menciptakan semua  itu adalah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (Az Zukhruf: 9). Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, ”Dan sungguh jika engkau bertanya kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan mereka?’ Niscaya mereka akan menjawab, ‘Allah’.” (Az Zukhruf: 87).
Mereka juga mengakui bahwa Allah-lah  Pemberi rizki seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini, Yang menguasai  pendengaran dan penglihatan serta Allah-lah Yang mematikan dan  menghidupkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Katakanlah:  “Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau  siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan  siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan  yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?”  Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah “Mengapa kamu tidak  bertakwa kepada-Nya?” (Yunus: 31)
Tidaklah Cukup Mengimani Allah Sebagai Pencipta
Banyak terdapat ayat-ayat dalam Al Quran  yang semakna dengan ayat di atas, di mana orang-orang musyrik dahulu  mereka mengakui bahwa Allah-lah Sang Pencipta alam semesta. Akan tetapi  pengakuan mereka ini tidak memberikan manfaat kepada mereka sedikit pun,  karena pengakuan mereka hanya terbatas pada sifat-sifat rububiyah Allah  saja (yaitu Allah sebagai pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam  semesta,-ed). Mereka tidak menjadi muslim dengan pengakuan mereka  tersebut. Pengakuan mereka hanya akan memberi manfaat jika disertai  pengakuan terhadap sifat uluhiyah-Nya dalam bentuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata. (Syarah Kasfyu Syubuhaat, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin).
Syaikh Sholeh Alu Syaikh -menteri wakaf di kerajaan Saudi Arabia (semisal menteri agama di negara kita)- hafidzahullah mengatakan, ”Dari perkara-perkara rububiyah ini  semuanya telah diakui oleh orang-orang musyrik yaitu Allah-lah yang  mengatur dan menciptakan alam semesta. Namun pengakuan seperti ini  tidaklah bermanfaat sama sekali bagi mereka dan bahkan Allah ‘azza wa jalla tidak menganggap mereka sebagai muslim disebabkan pengakuan ini. Allah ‘azza wa jalla berfirman yang artinya, ”Dan  sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan  dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).”, yaitu  orang-orang musyrik tersebut beriman hanya pada sifat rububiyah Allah,  sedangkan mereka berbuat syirik dalam ibadahnya.” (Lihat Syarh Qowa’idul Arba’)
Sang Pencipta, Dialah yang Berhak Disembah
Allah Ta’ala menjelasakan  bahwasanya Sang penciptalah yang berhak disembah dan bukan makhluk yang  diciptakan yang disembah. Allah berfirman yang artinya, “Hai  manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang  sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai  hamparan dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari  langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan  sebagai rizki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu bagi  Allah (yaitu segala sesuatu yang disembah di samping menyembah Allah  seperti berhala-berhala, nabi, kuburan wali dan orang soleh) padahal  kamu mengetahui.” (Al Baqarah: 21-22).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan  bahwa dalam ayat ini Allah berdalil atas wajibnya beribadah kepada  Allah semata karena Allah-lah Rabb yang menciptakan kalian dan  orang-orang sebelum kalian, serta memberikan berbagai kenikmatan lahir  dan batin kepada kalian. Jika demikan, janganlah kalian menjadikan bagi  Allah sekutu-sekutu dari makhluk yang kalian menyembahnya dan  mencintainya sebagaimana kalian menyembah dan mencintai Allah, padahal  sekutu-sekutu tersebut adalah makhluk seperti kalian yang mereka  diciptakan, diberi rizki, diatur, tidak memiliki kekuasaan sedikit pun,  dan mereka juga tidak mampu memberi manfaat dan bahaya kepada kalian.  Kalian mengetahui bahwa tidak ada sekutu bagi Allah dalam penciptaan,  pemberian rizki, dan pengaturan segala sesuatu. Maka bagaimana kalian  menyekutukan Allah dalam hal beribadah sementara kalian mengetahui tidak  ada sekutu baginya dalam hal mencipta, memberi rizki dan mengatur  segala sesuatu?!! Sungguh, ini adalah suatu hal yang sangat mengherankan  dan kebodohan yang paling bodoh!!! (Lihat Taisir Karimir Rahman).
Ibnu Katsir rahimahullah juga  mengatakan, “Ayat ini mengandung makna bahwa Allah-lah Sang Pencipta,  Pemberi rizki, Penguasa negeri dan penghuninya serta Yang memberi rizki  bagi mereka. Oleh karena itu, hanya dialah yang berhak untuk disembah  dan tidak boleh disekutukan dengan selain-Nya.” (Tafsir Qur’anil ‘Adzim). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya, ”Dan  sesungguhnya Allah-lah Yang menciptakan dan memberi rizki pada kalian  maka sembahlah Dia dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (Shohih, HR. Ahmad dalam musnadnya)
Yang Tidak Mampu Menciptakan Seekor Lalat Tidak Boleh Disembah
Kaum muslimin yang semoga selalu mendapatkan taufik Allah Ta’ala.  Sesungguhnya ada sebagian orang yang mengaku muslim masih melakukan  satu bentuk ibadah kemudian ditujukan kepada makhluk yang tidak  menciptakan mereka?!! Apakah mereka tidak memperhatikan firman Allah  yang artinya, ”Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan)  sesembahan yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedangkan sesembahan  itu sendiri diciptakan.” (Al A’rof: 191)?!!
Ada di antara mereka yang melakukan  tumbal berupa sembelihan kepala kerbau ke pantai selatan. Kata mereka  perbuatan ini ditujukan kepada penguasa laut selatan yaitu jin Nyi Roro  Kidul. Bisakah mereka menunjukkan bahwa Nyi Roro Kidul -yang sebagai  makhluk- menciptakan seekor lalat. Seharusnya mereka merenungkan firman  Allah berikut yang artinya, “Hai manusia, telah dibuat perumpamaan,  maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu  seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun,  walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas  sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat  itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang  disembah.” (Al Hajj: 73). Sungguh amat lemahlah sesembahan mereka  tersebut. Seekor lalat yang berukuran kecil saja tidaklah mampu dia  ciptakan. Maka mengapa mereka menjadikan salah satu bentuk ibadah yang  agung ini ditujukan kepada makhluk yang lemah?!! Bukankah Allah Ta’ala  telah menjadikan sesembelihan (dalam rangka mendekatkan diri dan  pengagungan) hanya boleh diperuntukkan kepada-Nya semata, tidak boleh  ditujukan kepada seorang makhluk pun. Sebagaimana Allah berfirman yang  artinya, ”Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (Al An’am: 162). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah bersabda yang artinya, ”Allah melaknat orang yang menyembelih kepada selain Allah.”  (HR. Muslim). Kenapa mereka tidak memperuntukkan ibadah yang agung ini  kepada satu-satunya Pencipta mereka dan satu-satunya Yang memberikan  rizki pada mereka?!! Kenapa mereka palingkan ibadah yang agung ini  kepada makhluk yang tidak mampu menciptakan seekor lalat pun?!! Tidakkah  mereka menggunakan akal-akal mereka?! Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Ibrahim  berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak  dapat memberi manfa’at sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat  kepada kamu? Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah.  Maka apakah kamu tidak memahami?” (Al Anbiya’: 66-67)
Ketahuilah wahai saudaraku, tidaklah  cukup engkau mengimani bahwa Allah adalah Yang menciptakanmu, Yang  memberi rizki padamu serta Yang menghidupkan dan mematikanmu. Tetapi  engkau juga harus menyerahkan seluruh ibadahmu kepada Rabb Pencipta alam  semesta yang dengan ini engkau akan menjadi seorang muslim secara  syar’i.
Semoga Allah memberi kita keistiqomahan  di atas jalan tauhid dan kita memohon kepada Allah agar terhindar dari  kesyirikan baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Wallahu Ta’ala A’lam. [Adika Mianoki]
buletin.muslim.or.id 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo, Silahkan berkomentar