Cari Artikel

Jumat, 25 November 2011

Kehamilan Trisemester Akhir

Jika pada usia kehamilan trisemester kedua (4-6 bulan) ibu hamil sudah mulai merasakan gerakan, maka pada trisemester ketiga (7-9 bulan) sebagian besar janin sudah dapat diperkirakan jenis kelaminnya. Idealnya, sekitar usia kehamilan 26-30 minggu.

Namun, sering juga didapati beberapa keadaan yang menyulitkan pemeriksaan, seperti posisi janin yang membuat interpretasi jenis kelaminnya jadi kurang jelas.

Bagi janin, penting juga diketahui perkembangan berat badannya pada usia ini. Hal itu berkaitan dengan estimasi berat bayi pada proses persalinan nanti. Berat bayi normalnya sampai melahirkan sekitar 2500­-4000 gram.

Kondisi fisik ibu yang biasanya mulai menurun pada usia kehamilan trisemeter akhir ini juga perlu diperhatikan. Salah satu hal yang penting dicermati menurut dr. Bintari Puspasari SpOG dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto adalah tekanan darah ibu hamil. Kerap kali tekanan darah yang tinggi mengakibatkan eklampsia atau keracunan pada janin.

“Untuk ibu yang mengalami eklampsia juga sangat berbahaya mulai dari kejang-kejang hingga kehilangan kesadaran. Oleh karena itu, penting untuk mengukur tekanan darah secara teratur setiap kontrol,” tegasnya.

Dia menyayangkan, banyaknya kasus eklampsia yang tidak tertolong, lantaran terlambat datang. Hal itu juga biasanya ibu hamil tidak teratur memeriksakan kehamilannya.

Pada usia kehamilan trisemester akhir, tepatnya usia kehamilan 28 minggu jadwal kontrol ibu hamil semakin dipersering yaitu per dua minggu. Kemudian, jika kehamilan sudah memasuki usia 36 minggu atau menjelang persalinan, maka ibu hamil harus kontrol satu minggu sekali.

Waktu melahirkan tentu tak bisa dijawab secara pasti. Namun perkiraan atau estimasi persalinan normal bisa terjadi pada usia kehamilan 40 minggu dengan toleransi plus minus 2 minggu. Jadi antara 38-42 minggu usia kehamilan.

“Selama kehamilan tak ada masalah maka persalinan normal bisa ditunggu. Kecuali pada perkiraan operasi caesar maka persalinan bisa direncanakan,” ujar Bintari.

Selain itu, perlu juga para ibu hamil mengetahui tanda-tanda awal persalinan. Brian Gardner dalam buku Early Signs of Labor-How to Recognize Labor Symptoms, menyebutkan beberapa tanda awal persalinan yang mudah diketahui. Salah satunya ialah kontraksi Braxton Hicks.

Kontrkasi yang diberi nama berdasarkan nama dokter yang pertama kali mengenali tanda-tanda itu memang benar-benar merupakan sebuah kontraksi, meskipun semu. Kontraksi tersebut dirancang untuk menyiapkan tubuh anda untuk melahirkan sang bayi.

Pada kebanyakan kasus, kontraksi semu berjalan tidak teratur, durasi biasanya pendek, kurang dari 45 detik. Nyeri dari kontraksi dapat terasa di berbagai bagian tubuh seperti di lipat paha atau bagian selangkanga dan perut bagian bawah atau punggung.

"Sedangkan pada kontraksi sebenarnya, kontraksi rahim menimbulkan nyeri yang berawal pada bagian atas rahim dan menyebar ke seluruh rahim, lewat pinggang terus panggul,” tutur Gardner.

Gejala keputihan, menggigil tanpa sebab atau diare sering juga menjadi tanda-tanda awal persalinan. Selain tanda-tanda fisik, ibu yang akan bersalin dapat juga merasakan suatu naluri, yang biasa disebut naluri “bersarang” (nesting instinct).

“Ini merupakan tanda emosional sebagai tanda awal persalinan, yang biasanya ditandai dengan kegiatan membereskan lemari, membersihkan kamar mandi, mengepel lantai, dan kegiatan-kegiatan membersihkan lainnya. Naluri keibuan ini bisa merupakan suatu pertanda bahwa sebentar lagi anda akan memiliki bayi,” jelasnya.
republika.co.id

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo, Silahkan berkomentar